October 17, 2010

Teknologi mengubah cara membangun, namun tidak selalu menjadi baik


Desain berkelanjutan adalah bukan konsep baru melainkan konsep yg sempat hilang. Alasan kita membuat bangunan hari ini adalah sama seperti alasan kita membangun di masa lalu yakni untuk tempat penampungan yang aman dan sehat yang melindungi kita dari angin dan hujan, yang dapat membuat kita tetap hangat ketika dingin, dan menjaga kita tetap dingin dan teduh ketika panas.

Selama jangka waktu yang lama, dengan cara trial and error, orang telah berevolusi mencoba solusi dan membuktikan apa yang kita sebut dengan bangunan vernakular dan semua solusi yang mengandung elemen desain yang berkelanjutan.

Sejak manusia hidup di gua-gua dan menikmati manfaat dari suhu yang stabil dan ventilasi alami dengan "zero" dampak lingkungan, hingga kini kita telah menyempurnakan penggunakan material untuk peningkatan penyediaan tempat tinggal.

Murah, mudah diakses, sumber energi fosil dan perkembangan baru teknologi dan bahan telah mendorong kita untuk memecahkan masalah bangunan secara berbeda - beda.
Sayangnya, banyak dari metode baru malah mengurangi kemampuan planet kita untuk mendukung kita dalam jangka panjang atau bahkan menengah.

Teknologi telah berubah dan telah mengubah cara kita membangun, namun tidak selalu menjadi lebih baik. Kita telah menjadi terbiasa dengan gagasan bahwa bangunan dapat dipanaskan atau didinginkan seperti yang kita pilih hanya dengan pembakaran energi. Tanpa pilihan itu, anda akan mulai melihat bagaimana cara udara tetap hangat selama musim dingin dan bagaimana untuk menyingkirkan udara hangat selama musim panas, dan itulah yang dilakukan pendahulu kita.

Bangunan vernakular Indonesia menggunakan jerami sebagai insulasi tingkat tinggi untuk berurusan dengan panas iklim tropis. Konsep terbuka memungkinkan ventilasi silang dari udara panas yg biasa menumpuk di ruang atap. Eave/overhang bangunan juga berkontribusi mengurangi panas. Prinsip-prinsip ini bekerja dalam bangunan tradisional yang juga merupakan contoh yang sangat baik arsitektur iklim responsif. Begitu juga penggunaan bahan massa termal rendah pada struktur, baik di dinding maupun di atas permukaan lantai bangunan, hal ini memungkinkan bangunan untuk merespon dengan cepat aliran angin untuk pendinginan.

Prinsip-prinsip berkelanjutan dari arsitektur vernakular ini sangat kontras dengan prinsip-prinsip yang digunakan dalam sebagian besar rumah rumah di kota kota besar di Indonesia yg dibangun untuk bergantung pada energi fosil.

Tantangan mendesak yang kita hadapi adalah menemukan kembali prinsip-prinsip yang hilang ini, lalu mengadaptasi dan menggabungkannya dengan teknologi saat ini yang sesuai dan menggunakannya secara konsisten dalam pembangunan hunian kita.




No comments:

Post a Comment